Jumat, 15 April 2011

[Fanfiction] Our Distance (Prologue)

Title: Our Distance
Pairing: TakaYama/AriYama/YamaChii (TakaYama for this chapter)
Rating: PG-13
Disclaimer : Hey! Say! JUMP bukan milik saya, 5 Centimeters Per Second juga bukan milik saya
Summary: Ketika cinta mereka menemui sebuah rintangan bernama 'jarak', apakah mereka masih bisa mempertahankan 'kepercayaan' untuk mendapatkan 'kesetiaan'?

Our Distance
Prologue

Kadang... perasaan yang kau anggap tak akan pernah hilang akan terhapus oleh waktu...
Menghilang, dan tergantikan oleh yang lain
Jangan merasa bersalah


‘Cause... that’s the way your life was...


Takaki masih ingat... pertemuan mereka dahulu, tepat ketika ia masih duduk di kelas 1 bangku sekolah menengah pertama. Anak yang baru masuk SMP itu terlihat sangat pendiam, hanya bicara seperlunya. Beberapa bulan kemudian, entah mengapa hubungan mereka meningkat dari kenal menjadi teman. Ya, teman. Pertemuan Takaki Yuya dan anak bernama Yamada Ryosuke setiap seminggu sekali di klub sastra itulah yang membuat mereka dekat.

Sifat mereka berdua bisa dibilang sama, Takaki tidak terlalu suka berada di keramaian dan mengobrol dengan orang-orang yang tidak setipe dengannya. Sedangkan Yamada, semua orang tahu betapa pemalunya ia, pemalu sampai-sampai ia tak berani berkomunikasi dengan teman-teman sekelasnya.

Takaki dan Yamada... dua orang yang selalu menjadi bahan godaan anak-anak di sekolah. Tak terhitung berapa macam isu yang beredar mengenai mereka. Takaki dan Yamada berpacaran, Takaki dan Yamada sebenarnya adalah kakak adik yang terpisah sejak kecil, dan berbagai macam berita lainnya.

Berganti bulan, hubungan mereka semakin dekat. Berganti tahun, hubungan mereka melebihi hubungan senpai-kouhai, melebihi hubungan teman...

“Yama-chan...”

Yamada hanya menutup matanya ketika merasakan bibir Takaki menyentuh bibirnya dengan tulus, bukan ciuman pernuh nafsu, hanya ciuman yang polos.

Yamada masih mengingat ciuman pertamanya itu... di ruang perpustakaan yang kosong dan luas yang menjadi saksi bisu pernyataan cinta Takaki itu...

Sesungguhnya Yamada belum terlalu yakin dengan perasaannya kala itu... entah itu memang cinta atau hanya sebatas rasa sayang semata, tapi, disaat keadaan seperti ini, sosok seperti Takaki sangat dibutuhkan olehnya.

Sampai, ketika Takaki berhasil lulus dari tes seleksi dari sebuah sekolah menengah atas favorit di Yokohama...

“Yama-chan... kita masih bisa saling mengirim e-mail kan?” Takaki memandang lurus wajah Yamada yang masih menunduk.

“Aku janji aku akan selalu menemanimu, Yama-chan... aku janji... kita akan terus berkomunikasi satu sama lain!” Takaki meyakinkan kembali Yamada yang masih saja terdiam di depannya.

Bukannya Yamada tidak ingin membalas apa yang Takaki katakan itu, hanya saja, tenggorokannya tiba-tiba tercekat dan tak bisa mengeluarkan suara apapun. Yamada menggigit bibir bawahnya dalam diam, seharusnya hari ini menjadi hari yang membahagiakan mereka. Seharusnya Takaki tidak membawa kabar yang membuat hatinya sedih seperti itu, seharusnya hari ini mereka dapat menikmati helaian bunga sakura yang merimbun di tengah musim semi.

“Ta-takaki-kun... daijobu... daijobu dayo...” Yamada berkata dengan lirih. Lehernya mendongak dan tatapannya bertemu dengan mata Takaki yang masih menatap lurus dirinya.

“Yama-chan?” mata Takaki melebar.

“Aku mengerti... aku baik-baik saja meskipun kau tak ada, Takaki-kun...” Yamada memaksakan senyumnya.

“Hontou ni?” Takaki tersenyum.

“Hai...” Yamada mengangguk.

“Yama-chan arigatou...” dengan cepat, Takaki merengkuh tubuh itu dalam pelukannya, merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Ia tau ini semua sulit bagi Yamada, tapi sebenarnya, semuanya baru dimulai... hubungan mereka yang baru berumur 5 bulan baru saja dimulai, menghadapi sebuah tantangan bernama jarak.

I may not get to see you as often as I like. I may not get to hold you in my arms all through the night. But deep in my heart I truly know, you're the one that I love, and I can't let you go.


A/N : Ada yang pernah nonton atau tau anime 5 Centimeters Per Second? Cerita tentang cinta pertama yang terhalang oleh jarak? Fanfic ini terinspirasi dari anime itu... XD mungkin dari jalan cerita, 50%-nya mengambil dari animenya langsung... for YamaChii fans, jangan takut! (?) YamaChii akan dapet porsi besar di fic ini XD buat yang pengen nebak jalan ceritanya kayak gimana, bisa langsung nonton 5 Centimeters Per Second, dijamin gak nyesel nontonnya... recommended anime!!

Minggu, 20 Maret 2011

[Fanfiction] Untitled Love (Chapter 2/2)

“Ryu, gerakan tanganmu kurang benar! Bukan... bukan seperti itu... seperti ini!” Arioka Daiki terlihat mencontohkan gerakan dance yang sedari tadi Ryutaro pelajari.

Mata Chinen memandang keseluruhan studio dance itu. Sejak show mereka minggu lalu, semuanya sibuk berlatih. Winter Concert di depan mata, mereka akan memberikan pertunjukan sebaik yang bisa mereka lakukan, mereka tidak ingin mengecewakan orang-orang yang sudah membeli tiket untuk menonton mereka.

“Chinen...” seseorang menepuk Chinen dari belakang.

Sontak Chinen menoleh. Dan, sekejap itu pula, rasa dingin langsung menjalar dari pipi kanannya.

“Yama-chan!” Chinen berteriak kesal. Di sebelahnya, berdiri seorang Yamada Ryosuke yang berusaha menahan tawa, di tangan kanannya terdapat air mineral dingin, objek yang menyebarkan rasa dingin di pipi Chinen tadi.

“Minumlah ini...” Yamada menyerahkan botol air mineral yang sedang dipegangnya tadi.

“Sankyuu, Yama-chan!” Chienen tersenyum seraya mengambil botol air mineral yang disodorkan Yamada.

“Ne, semuanya berlatih keras ya...” Yamada duduk di sebelah Chinen, membuka percakapan.

Chinen mengangguk. “Iya... kadang aku masih tidak percaya kita bisa menjadi seperti ini akhirnya,” Chinen tersenyum lagi.

“Itu karena kita berjuang bersama kan...” Yamada menjawab. Kadang dalam hati pun dia masih tidak percaya kalau Hey!Say!JUMP, bahkan dirinya sendiri, bisa menjadi ‘sebesar’ ini sekarang.

“Chineeen, ayo kita berlatih lagi!” dari jauh, Daiki terlihat memanggil Chinen, di depannya terlihat Ryutaro yang sudah kelelahan dan mengatur nafasnya.

Chinen segera berdiri, meletakan botol air mineral yang isinya baru habis seperempat itu di sebelah Yamada dan berlari menghampiri Daiki.

Yamada mengamati Chinen dengan seksama. Sejak pertama kali ia bertemu remaja bertubuh kecil itu, ia merasakan perasaan aneh dihatinya.

Ketika Yuto mengatakan kalau Chinen adalah saudaranya saat zaman dahulu sambil memeluk si kecil itu di depan kamera, Yamada masih ingat betul, ia mencoba memisahkan pelukan itu, tapi, akhirnya ia sendiri malah terjebak dalam pelukan itu, berhimpit dengan Chinen, sembari mendengarkan Yuto berbicara kalau Yamada pun adalah saudaranya.

Ketika Yokoyama-senpai mencium pipi Chinen berkali-kali saat mereka tampil live bersama dalam suatu acara, sungguh, Yamada ingin sekali menendang Yokoyama-senpai itu jauh-jauh. Ia juga masih ingat betul betapa ia memaksakan senyumnya di depan kamera sembari sesekali melihat Chinen yang memberikan senyum pasrahnya kepada Yokoyama-senpai yang masih menciumi pipinya.

Dan kini, dari jauh ia melihat Daiki sesekali menyentuh tangan Chinen untuk menyesuaikan gerakan. Terlihat mereka berdua tertawa bersama dan kembali menari mengikuti dentuman lagu Your Seed yang memenuhi seluruh ruangan itu.

“Yama-chan? Sedang apa kau?” seseorang menepuknya dari belakang.

“Eh? Keito?” Yamada memandang orang yang menepuknya itu sembari memasang wajah terkejut.

“Sedang istirahat?” tanya Keito lagi.

“Hng...” Yamada mengangguk, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chinen dan Daiki yang sekarang sedang sibuk membantu Ryutaro mempelajari gerakan tarian mereka yang baru itu.

“Chinen ya?” Keito bertanya kembali.

Leher Yamada menengok dengan cepat, memandangi kembali wajah Keito yang sedang tersenyum.

“Maksudmu?” Yamada balik bertanya dengan kebingungan.

“Dia menyukaimu tahu...”

Yamada tidak percaya. 3 kata yang diucapkan Keito tadi seakan menyebabkan bom waktu yang sudah tertidur bertahun-tahun di hatinya meledak begitu saja dan menyebabkan ribuan kembang api meluncur dan membuat garis-garis api indah bertebaran di atas kepalanya... Yeah, mungkin perumpamaan itu sedikit berlebihan.

“Honto-eh, nani?” Yamada berusaha menutupi rasa bahagia aneh yang masih muncul di hatinya.

“And you like him, too...” Keito masih tersenyum lebar.

“Eh? Aku?”

“Benarkah aku suka Chinen? Benarkah? Benarkaaaah?? Siapapun, beritahu aku!!!” inner Yamada berteriak kencang.

“Kau menyukainya tapi tak mau mengakuinya...” Keito berkata dengan santai, masih berdiri di dekat Yamada dan mengambil botol air mineral yang tadi diminum Chinen.
Menyadari apa yang akan diminum Keito, Yamada refleks berteriak, “Eh! Jangan minum yang itu! Ambil yang lain!” dan dengan cepat pula ia menarik botol itu dari tangan Keito dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.

“Nanti kalau dia minum itu, berarti secara tidak langsung ia sudah berciuman dengan Chinen! Noooo!! Yabai!!” inner Yamada berteriak lagi.

Bukannya protes ataupun marah, Keito malah tertawa terbahak-bahak. Yamada memandangi Keito dengan bibir yang dimajukan dan wajah bingung. Terlebih lagi, akibat teriakannya tadi, seluruh manusia selain mereka dalam ruangan itu menoleh seketika ke arah mereka. Termasuk Chinen, si objek sebenarnya yang dibicarakan mereka. Yamada lalu menunduk dengan malu.

“See... you like him! Katakanlah yang sebenarnya secepatnya... jangan buat dia menunggu!” Keito tersenyum lagi dan pergi meninggalkan Yamada yang masih tercengang dan diliputi kebingungan.

“Jadi... aku harus mengatakannya? Tidak perlu takut? Dan secepatnya?” inner Yamada berpikir keras. Tapi pikiran itu dibuyarkan oleh panggilan Yabu yang memanggil seluruh member untuk berlatih bersama.


Yamada berlari ke belakang panggung, peluh terlihat menetes dari dahinya, dengan cepat ia mengganti kostum yang sedang dipakainya dengan kostum lain yang sudah disediakan. Bukan hanya Yamada, semua member Hey! Say! JUMP bergegas mengganti pakaiannya.

“Ayo cepat, sehabis ini MC part!” seorang organizer mengingatkan mereka untuk segera kembali ke panggung.

Yabu dan Hikaru segera berlari ke atas panggung, Yuya mengikuti dibelakang mereka, disusul oleh Inoo dan Daiki yang berlari menyusul mereka. Sebentar kemudian keriuhan suara penonton terdengar keras.

Hey! Say! BEST sudah diatas panggung, bersiap menghibur penonton Winter Concert 16 Januari 2011 itu, Kiriyama-kun yang menjadi guest pada part itupun sudah naik keatas panggung.

Tak lama, teriakan Hikaru memanggil Hey! Say! 7 pun terdengar, Yuto, Keito, Yamada, Chinen, dan Ryutaro segera naik ke atas panggung. Teriakan riuh penonton menyambut mereka sesampainya mereka di atas panggung luas itu.

“7 sudah diatas panggung... jadi, bagaimana kalau kita mulai saja?” Kiriyama Akito melirik a

nggota 7 yang sudah bergabung dengan Best diatas panggung.

“Jadi... pada part ini kita akan bermain game! Permainannya adalah, kalian harus membuat kalimat pertama yang tercetus dalam pikiran kalian dari 1 kata yang akan aku sebutkan! Mengerti?” Kiriyama tersenyum lebar.

Semua member Hey! Say! JUMP mengangguk mengerti. Bersiap-siap dengan kata pertama yang disebutkan Kiriyama.

“Yabai...”

Semuanya membuat kalimat, lalu satu-persatu dari mereka menyebutkan kalimat yang dibuat mereka satu-persatu.

“Yabainetto*...” si member paling muda, Ryutaro, menyebutkan kalimat yang ada di pikirannya dengan polos.

Semua orang tertawa, tak terkecuali Kiriyama yang tak henti-hentinya tertawa. “Kita tidak tahu member yang paling muda ini mempunyai jiwa ero, ne? Hahahaha,”

Dan kemudian permainan berlanjut dengan kata senburi, atsui, yoru, dan yang lainnya. Sampai Kiriyama berkata.

“Dan yang terakhir... aisitheru!”

Penonton berteriak kencang, menantikan apa kalimat yang ada di pikiran semua member. Yabu dan yang lainnya berpikir keras, apa kalimat yang akan mereka buat dengan kata aisitheru, kecuali Yamada yang berada di urutan terakhir.

Pikiran Yamada memutar keras. “Aisitheru? Aisitheru katanya? Apa yang harus aku katakan? Siapa orang yang aku cintai? Aku menc—“

“Yak! Selanjutnya Yamachan!” belum sempat Yamada berpikir, Kiriyama sudah menunjuk dirinya.

Yamada dengan cepat mengatakan hal pertama yang ada di pikirannya.

“Yuri, sekai ichi aisitheruyo**!!!”

Semuanya hening. Semua member Hey! Say! JUMP yang lain terperangah dan tak tahu harus berkata apa.

Menyadari apa yang sudah dikatakannya, Yamada menutup mukanya yang semerah tomat sambil tertawa masam lalu jatuh dan terduduk di lantai.

Dan Chinen, si pemilik nama yang dikatakan Yamada tadi, dengan jantung yang berdentum keras menghampiri Yamada dan duduk disebelahnya, bertanya, “Apakah kau benar-benar menyukaiku, Yamachan?”

Yamada menaikkan wajahnya dan berkata dengan jujur, “Uhm... sangat menyukaimu...”

“Seberapa banyak?”

Yamada menelan ludah, “Lebih dari apapun di dunia ini,”

“Itu tidak cukup, Yamachan...” Chinen tersenyum lebar.

Tanpa berpikir lagi, Yamada bangun dari duduknya, mengambil mikrofon yang dipegang Kiriyama dan berteriak dengan kencang.

“YURI~! SEKAI ICHI AI-SI-THERUYOOO!!!!”

Seluruh penonton dalam stadium berteriak dengan kencang. Yabu dan Inoo tersenyum lebar, Hikaru, Daiki, dan Yuya tertawa sambil mengeleng-gelengkan kepala mereka, Yuto dan Ryutaro tersenyum menahan tawa, sementara Keito, si penasihat Yamada hanya tersenyum kecil tanda mengerti.

“Itulah Yamada Ryosuke yang aku kenal...” Keito berkata dalam hati.

Wajah Yamada memerah lagi, lalu terduduk sambil tertawa atas perbuatannya sendiri. Chinen, wajahnya pun memerah karena malu dan ikut duduk di sebelah Yamada. Pikirannya berkecamuk, bertanya-tanya apakah yang dikatakan Yamada tadi sungguh – sungguh keluar dari dalam hatinya atau Cuma sekedar fanservice belaka?

“Astaga... pipimu sangat merah sekali Yamachan...” Kiriyama mengeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum menahan tawa.

“Ya-yabai... yabai~***” Yamada berkata dengan wajah yang masih memerah.

“Aku malu sekali...” Chinen menutup wajahnya karena malu.

Yamada melirik Chinen yang menutup wajahnya, “Chii... kau harus yakin kalau yang aku katakan ini memang benar-benar aku rasakan...” Yamada berkata dalam hati.

Beberapa jam kemudian, setelah konser hari itu selesai, semua member JUMP bersiap-siap untuk kembali ke dorm untuk istirahat. Beberapa dari mereka mulai membereskan barang-barang mereka yang mereka tinggalkan di ruang ganti.

Yamada berdiri di depan ruang ganti, semua barang-barangnya sudah ia taruh ke dalam mobil, dari jauh ia melihat Chinen yang masih sibuk membereskan barang-barangnya. Yamada merasa ini sudah saatnya ia mengatakan perasaannya dengan serius kepada Chinen. Dan betapa beruntungnya Yamada, di dalam ruang ganti itu hanya ada Chinen dan Ryutaro, member yang lainnya sepertinya sudah selesai membereskan barang-barang mereka.

Menarik nafas, Yamada mengumpulkan keberaniannya dan masuk kedalam ruang ganti.

“Ngg... Gomen ne Ryutaro, bisakah aku bicara sebentar dengan Chinen?” Yamada menghampiri mereka. Chinen dan Ryutaro memandangi Yamada bingung.

Ryutaro mengangguk sambil tersenyum mengerti, lalu mengambil tasnya dan meninggalkan ruangan itu.

“Ada apa Yama-chan?” Chinen memandang wajah Yamada. Sedikit titik merah menghiasi pipinya ketika ia mengingat ‘pernyataan’ Yamada di konser barusan.

Yamada mengumpulkan keberaniannya lagi dan berkata. “Chinen, pernyataankuyangtadiitubenardanakumengatakannyasungguh-sungguh, akusungguhmenyukaimuChinen!”

Chinen memandangi Yamada dengan pandangan bingung karena kecepatan perkataan Yamada. “Nani, Yama-chan?”

Yamada menelan ludah. “Yuri, aisitheruyo...”

Dunia di sekitar Chinen serasa berhenti berputar. Benarkah barusan Yamada mengatakan kalau dia mencintainya?

“Hontou ni?” jawaban itu meluncur dari bibir Chinen begitu saja.

“Mungkin kata Aisitheru terlalu cepat untuk aku katakan... tapi aku benar-benar menyukaimu...Yuri, daisuki dayo!” Yamada berkata dengan wajah serius dan meraih tangan Chinen yang kini berdiri di depannya.

Chinen tidak menjawab. Hanya memandangi wajah Yamada dengan rasa bingung dan tidak percaya.

“Ore to tsukiate kudasai?****” Yamada bertanya dengan rasa cemas. Kalau Chinen menolak, berakhirlah sudah.
Tanpa disangka, Chinen mengangguk dengan pipi memerah. Mata Yamada melebar dan bibirnya membentuk senyum lebar. Dengan refleks ia menarik Chinen ke pelukannya dan berkali kali berbisik, “Suki suki daisuki, Chinen...”

OWARI

OMAKE

“Mereka berpelukan!” Ryutaro memekik.

Hikaru memukul kepala Ryutaro, membuatnya mengaduh. “Ssst! Bodoh kau! Nanti ketahuan kalau kita sedang mengintip!”

“Kalian berdua yang berisik! Ssst!!” diatas mereka berdua, Yuya menggeram dan melotot ke arah Hikaru dan Ryutaro yang langsung diam.

“Daichan! Geser sedikit!” di seberang mereka, terlihat Daiki dan Yuto sedang melakukan hal yang sama, mengintip.

“Kau itu tinggi Yuto! Harusnya masih bisa melihatnya kan!” Daiki tetap berusaha mempertahankan posisinya.

Dari jauh, Yabu berjalan mendekati pintu masuk dan mengerutkan jidatnya ketika melihat teman-temannya menempel di dinding sebelah pintu dengan kepala menjulur sedikit. Hikaru, Ryutaro dan Yuya di sisi kiri pintu, dan Yuto juga Daiki di sisi kanan.

“Hei, apa yang kali—“

“SSSSSSTT!!!

Hontou ni OWARI

* : Yabainetto : situs (maaf) porno LOL
** :Yuri, sekai ichi aisitheruyo : Yuri, aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini
*** : Yabai : tidak baik, tidak bagus
****: Ore to tsukiate kudasai? : Maukah kau berkencan denganku?

Author's note : Semua kejadian di fic ini rata-rata adalah kisah nyata loo... Yamada yang sama sekali tidak mencantumkan nama Chinen di wawancara majalah, Yamada yang keliatan cemburu pas Yokoyama Yu nyium pipi Chinen, Yamada yang keliatan cemburu pas Yuto bilang kalau Chinen itu saudaranya sambil dipeluk, daan... di part terakhir, kejadian di Winter Concert 16 Januari itu juga beneran... Yamada emang teriak kalimat itu didepan semua penonton. Mungkin pada udah tau ya? XD

Silahkan read and comment^^!

Senin, 14 Maret 2011

Be strong Japan... keep strong, JUMP




Tepat tanggal 11 Maret lalu, ketika saya mendengar Jepang dilanda gempa yang mengakibatkan tsunami, hal pertama yang saya lakukan adalah memindahkan channel televisi yang sedang menyala di ruang keluarga saya ke salah satu channel berita swasta, dan benarlah, di channel itu, gambaran tsunami yang menerjang Jepang terlihat jelas. Waktu itu, saya tak ingat jelas apa yang saya rasakan, semuanya serasa impossible bagi saya.

That country, that country that I’m adore so much, terkena bencana besar... memang, Jepang bukan negara kelahiran saya, saya pun belum pernah ke negara besar itu. Tapi, kultur negara itu sendiri sudah menjadi ‘teman’ hidup saya. Anime, manga, J-Pop, dan idola saya Hey! Say! JUMP pun berasal dari sana.

Setelah berita gempa dan tsunami itu, tersebar pula berbagai berita mengenai keadaan selebriti-selebriti J-pop pasca musibah itu. Bagaimana keadaan Koda Kumi? Bagaimana keadaan Ayumi Hamasaki? Bagaimana keadaan YUI? Setiap fans menanyakan dan mencari informasi keadaan dan keberadaan idolanya masing-masing. Berita yang mereka (termasuk saya) pun bermacam-macam. Dari mulai hoax, Chinen Yuri hilang, Takaki Yuya hilang, Koda Kumi meninggal, Masashi Kishimoto hilang dan masih banyak lagi. Lalu yang sudah bisa dibuktikan kebenarannya, Arioka Daiki dan Nakajima Yuto masuk RS untuk pemulihan luka ringan, Chinen Yuri dan Takaki Yuya yang dikabarkan hilang ternyata selamat, Yamada Ryosuke (T.T) terkena luka ringan, dan sebagainya. Tapi, sampai kini, masih ada pula kebenaran berita yang masih simpang siur kebenarannya. Kakak Yamada Ryosuke hilang dan kini Yamada sendiri sedang depresi, Yamada yang terluka karena berlari untuk mengecek kondisi keluarganya.

OK, mungkin berita Yamada yang terluka karena mengecek kondisi keluarganya itu bukan berita yang menyedihkan bagi saya, malah, sosok Yamada yang rela berkorban itu menjadi kebanggaan sendiri untuk saya sebagai fansnya. Tapi, berita kakak Yamda hilang dan kini Yamada sendiri sedang depresi menjadi berita yang sangat membuat perasaan saya campur aduk. Sedih, cemas, semuanya bercampur jadi satu. Sampai sekarang, kebenaran berita itu belum mencapai 100%, saya benar-benar berharap Yamada dan member JUMP lainnya baik-baik saja di Jepang sana. Amin.

Minggu, 13 Maret 2011

[Fanfiction] Untitled Love (Chapter 1/2)

Title : Untitled Love
Pairing : Yamada Ryosuke x Chinen Yuri
Disclaimer : Anggota Hey! Say! JUMP bukan milik saya, dan bukan milik siapapun (?)
Rating : PG - 14

Chinen Yuri tidak mengerti, mengapa Kami-sama diatas sana menciptakan seorang lelaki bernama Yamada Ryosuke. Lelaki dengan kepribadian yang sangat berbeda dari yang lain. Terkadang dirinya sendiri bertanya-tanya mengapa lelaki yang kerap disapa Ryo-chan atau Yama-chan itu bisa merubah perasaannya sesuka hati.

Seperti hari ini, Keito berusaha mengajari Yama-chan bahasa Inggris lagi. Bahasa yang menduduki juara pertama di hati Chinen untuk urusan hal yang paling dibenci. Chinen Yuri melihat mereka duduk berdua bersama di depan Kotatsu dan memakan banyak makanan ringan sementara Kei dan Hikaru sibuk memainkan game bersama.

“Lalu dia berkata ‘Fire!’ sambil menunjuk ke arah gerombolan burung itu! Dan aku yang melihatnya langsung tertawa terbahak-bahak!” Keito memasang wajah serius di depan Yamada — lalu dengan seketika Yamada Ryosuke langsung tertawa terpingkal-pingkal, merasa lucu karena melihat ekspresi wajah Keito yang sedang menceritakan pengalamannya tinggal di Inggris dahulu. Kedua pipi Yamada yang sedikit gembul membuat wajahnya menyiratkan daya tarik yang sangat luar biasa.

Chinen lalu tersenyum melihat pemandangan itu. Yamada memang mempunyai obsesi khusus terhadap bahasa Inggris, bahkan ia mempunyai keinginan untuk pergi ke negara itu secara lagnsung suatu saat nanti.

“Chii? Sedang apa kau melamun disitu? Mau bergabung bersama kami?”

Chinen terkesiap, lalu memandangi wajah Yamada dan Keito yang terarah ke arah wajahnya saat ini. Bertanya-tanya mengapa seorang Chinen Yuri berdiri melamun tepat di pintu masuk ruang keluarga dan memandangi mereka berdua.

“Tidak~ kau tahu sendiri aku tidak suka bahasa Inggris, Yama-chan!” Chinen Yuri mencari alasan.

“Oh, kau harus mencoba mempelajarinya sesekali, Chii, itu sangat menyenangkan!” Yamada tersenyum.

Chinen hanya mengangguk, tak menjawab ajakan itu. Matanya lalu beralih pada dua sosok yang baru memasuki koridor, Ryutaro dan Yuto.

“Chii? Apakah Yama-chan ada disitu?” Yuto bertanya dari jarak jauh.

Chinen mengangguk. “Yama-chan ada disini,”

Yuto tersenyum, lalu melepas sarung tangan coklat yang sedari tadi melekat di tangannya dan beranjak ke arah ruang keluarga itu.

“Yama-chan?” Yuto memasuki ruangan itu.
“Yuto! Jadi mau mengajariku bermain drum?” Yamada berkata dengan polosnya.

Yuto mengangguk dengan semangat.

“Keito, besok kita lanjutkan lagi ya? Kalau kau mau, kau bisa mengajari Chii!” Yamada menunjuk Chinen yang kini sudah ditemani Ryutaro yang berdiri di sampingnya.

Chinen langsung menggeleng dengan cepat. Yamada yang melihat hal itu langsung tertawa kembali. “Jaa Chii!” Ia melambaikan tangannya ke arah Chinen sebelum berjalan menuju ruang latihan yang berada tak jauh dari ruang keluarga itu.

Chinen hanya terdiam menyaksikan pemandangan itu.

“Chinen-kun? Mau ramen?” Ryutaro di sebelahnya mengangkat kantung plastik kecil ke arah Chinen.

“Boleh... ayo kita makan!” Chinen meraih kantung plastik itu dari tangan Ryutaro, mencoba mengalihkan pikirannya dari Yamada.


2 minggu kemudian, para anggota Hey!Say!7 melakukan pemotretan di sebuah studio foto suatu majalah remaja terkenal. Beberapa diantara mereka diwawancarai untuk dijadikan headline majalah itu.

Yang terpilih adalah Yamada, Yuto, dan Chinen. Di detik-detik pertama, pertanyaan-pertanyaan itu sama sekali tidak mengganggu Chinen sama sekali, hanya membahas soal pembuatan video klip mereka, hobi mereka, dan beberapa hal lainnya. Tapi, si wartawan kemudian menanyakan sesuatu yang menurut Chinen adalah pertanyaan yang mengganggu hidupnya, entah kenapa.

“Seperti apa hubunganmu dengan anggota yang lain? Siapa saja orang yang paling dekat denganmu? Dimulai dari Ryo-kun,” Tomoki-san, si pewawancara, mengarahkan recordernya ke arah Ryosuke yang masih tersenyum.

“Ah, itu agak sulit. Aku dekat dengan semua anggota — “ Yamada tersenyum sesaat, lalu melanjutkan. “ — tapi kalau diibaratkan, mungkin Yuya menjadi kakak yang baik buatku, Ryutaro menjadi adik yang menyenangkan untukku, dan Yuto menjadi sahabat yang baik maupun teman terbaikku sekarang.” Yamada tertawa.

Tidak ada nama Chinen Yuri di kalimat panjang yang disebutkan Yamada tadi. Tidak. Ada. Chinen. Sama. Sekali. Bahkan Ryutaro yang menjadi member termuda pun dianggap adik baginya. Lalu apa arti seorang Chinen bagi Yamada hanya sebagai teman, dan bukan sahabat seperti Yuto?

“Chinen? Sekarang giliranmu,” suara Tomoki-san mengagetkan Chinen.

Kepalanya yang tertunduk kemudian mendongak dan bibirnya membentuk senyum seperti biasa. “Gomen ne~ tadi aku sedikit melamun,”

“Jadi Chinen, Seperti apa hubunganmu dengan anggota yang lain? Siapa saja orang yang paling dekat denganmu?” Tomoki-san mengulang pertanyaannya. Pria berusia 26 tahun itu sepertinya lumayan kesal dengan sikap Chinen tadi.

“Umm... Kei-kun adalah ibu yang baik untukku — “ Chinen tertawa sebentar. “— Ryutaro akan menjadi adikku, sama seperti yang dikatakan Yama-chan. Dan, Dai-chan akan menjadi kakak sekaligus sahabatku.” Chinen tersenyum.

Tak ada nama Yamada disitu. Chinen tidak berekspresi apa-apa ketika Yamada menatapnya setelah ia mengatakan kalau Daiki adalah orang terdekatnya. Tanpa Chinen duga, Yamada tersenyum.

“Kau dekat dengan Daiki-kun?” Tomoki-san bertanya kembali.

Chinen mengangguk. “Ya, kami sangat dekat.”

“Wah, apakah perbedaan usia tidak membuat kalian merasa canggung?” Tomoki-san terus bertanya.

“Tidak, Dai-chan selalu membantuku.” Chinen tersenyum.

Perkataan Tomoki-san selanjutnya tak lagi dipedulikan oleh Chinen. Pandangannya bertemu dengan pandangan Yamada yang langsung tertuju padanya.

Dan saat itu, mereka tak tahu pasti berapa lama mereka bertatapan satu sama lain.

~ ~ ~

Malam itu entah sudah berapa kali Chinen terbangun, tepat di ranjang sebelah Chinen, seorang Ryutaro sedang tidur dengan posisi tidak menyenangkan. Kaki di atas bantal, dan kepalanya menengadah. Posisi itu hanyalah salah satu posisi dari sekian banyak posisi tidur Ryutaro — dan suara berisik saat Ryutaro mengubah posisi tidurnya itu benar-benar mengganggu Chinen.

Dengan perlahan Chinen turun dari ranjangnya, beranjak menuju pintu kamarnya dan pergi keluar. Asrama itu sangat sepi, hanya ada beberapa cahaya lampu di koridor asrama dan dari beberapa kamar yang ditempati member Hey!Say!JUMP. Chinen melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga yang letaknya tak jauh dari kamarnya itu. Menyalakan TV, dia duduk di sofa sembari menguap beberapa kali. Acara di TV sungguh sangat tidak menarik, kulit putih Chinen tampak memerah karena udara dingin yang masuk kedalam ruangan itu.

“Chii?”

Chinen menengok, tampak seorang Yamada Ryosuke tempat berdiri di pintu masuk. Rambutnya sedikit acak-acakan, dan ia hanya mengenakan celana pendek selutut dan sehelai baju berwarna putih.

“Yama-chan?”

“Sedang apa Chii?” Yamada Ryosuke memasuki ruang keluarga itu dan duduk di sebelah Chinen.

“Aku tidak bisa tidur...” Chinen tersenyum kecil.

Yamada menguap sebentar, “Sama... padahal lusa kita ada show kan?”

Chinen mengangguk. Suasana hening menelimuti mereka. Hanya ada suara acara interview di TV yang menjadi satu-satunya pemecah keheningan disitu.

“Berarti besok kita tidak pergi ke sekolah lagi ya?” Yamada memecah keheningan.

“Ya, kadang aku pun rindu belajar di sekolah...” Chinen berkata seraya melepaskan hembusan nafasnya, membuat karbon dioksida itu terlihat seperti kepulan asap putih.

“He? Benar juga sih...” Yamada mengangguk setuju.

“Kau benar-benar dekat dengan Yuto-kun, ne?” kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Chinen.

“Umm... ya, begitulah...” tampak kebingungan muncul dalam wajah Yamada.

“Sedekat apa?” bibir Chinen tampak bergetar.

“Kenapa bertanya tentang hal ini, Chii?”

“Tidak, tidak apa-apa...” Chinen tersenyum sendu.

“Kau membuatku bingung Chinen,” Yamada memandangi wajah Chinen dengan seksama.

“Eh, Yama-chan, aku mau kembali ke kamarku saja...” Chinen beranjak dari duduknya, lalu berbalik membelakangi Yamada.

“Chii... gomenasai kalau aku sudah berbuat salah,”

Chinen berhenti, tapi tidak menjawab.

“Gomen ne, hn?” suara kursi berderik menandakan kalau Yamada bangun dari duduknya.

“Tidak apa-apa Ryo-chan, kau tidak salah apa-apa... hehehe...” Chinen tertawa sedikit untuk mencairkan suasana.

“Biarpun kau berkata begitu, aku...”

“Kau benar-benar tidak salah apa-apa, Yamada-kun...” Chinen beranjak untuk berjalan lagi.

Tiba-tiba tarikan di tangan kanannya membuatnya berhenti seketika. Tangan kuat yang menggenggamnya tampak tak mau melepaskan cengkramannya.

“Kau tau Chii? Kau adalah salah satu orang terdekat dalam hidupku... jadi, jangan membuatku bingung seperti ini!” Yamada berkata dengan nada agak keras.

“Daijoubu dayo, Yama-chan... aku tidak apa-apa? OK?” Chinen mengeluarkan senyum lebarnya, membuat pegangan di pergelangan tangannya itu sedikit melemah.

Yamada terpaku menatap Chinen, senyumnya tadi... apakah ia memang benar-benar baik-baik saja? Yamada sungguh tidak mengerti, ada rasa tak rela di hatinya ketika melihat Chinen, si lincah itu, bertingkah aneh seperti ini.

Tapi, malam itu Yamada memilih diam dan membiarkan Chinen pergi meninggalkannya sendirian di ruangan sepi itu.

To Be Continued

Minggu, 30 Januari 2011

Yamada Ryosuke at Winter Concert 2011


this picture is really really disturbing me... what the hell are you doing Yama-chan? =.=a









Video promosi WinCon :



Pic-pic lainnya akan saya update nanti... XDD
Arigatou^^

Jumat, 28 Januari 2011

Hey!Say!JUMP - Thank You ~Bokutachi Kara Kimi~




THANK YOU BOKUTACHI KARA KIMI

Romaji

by: Hey Say Jump
lyrics: Hey Say Jump
Music: STEVEN LEE, Motoki Funayama

THANK YOU ~BOKUTACHI KARA KIMI~ (Thank You ~僕たちから君~)

Sayonara wo suru mae ni
bokutachi kara kimi e
Kansha no kimochi ni
magokoro wo komete
Todoketai yo kono uta

Kyou kimi to bokutachi wa
ikutsu yume wo mita darou
Kazukazu no bamen ironna omoide
Zenbu hikari kagayaku with you

Kitto minna no egao ya kizuna ga
Asu kara no hagemi ni naru yo

Say goodbye kyou no hi no minna ni
Wakare wa mata au yakusoku sa
Kokoro hitotsu ni naru shunkan wo
Kasaneru tabi ni ai ga umareru

Say goodbye mata sugu aeru kara
Wakare wa kimi omou jikan sa
Kokoro hitotsu ni shite itsumademo
Bokutachi wa tsunagari au
Thank you for your love

Yume no tsuzuki wa taeru koto naku
Doko made datte afureteiku yo

Say goodbye kyou no hi no minna ni
Wakare wa mata au yakusoku sa
Kokoro hitotsu ni naru shunkan wo
Kasaneru tabi ni ai ga umareru

Say goodbye mata sugu aeru kara
Wakare wa kimi omou jikan sa
Kokoro hitotsu ni shite itsumademo
Bokutachi wa tsunagari au
Thank you for your love


la la la la la la higashi no sora e to
we can try fly high

saa yume mimashou
suteki na koto
saa yume mimashou
itsumademo
saa yume mimashou
yume no youna
yume o mimashou

mayonaka no COWBOY ni natte
kimi wo kimi wo ubaitai

monogatari wa owaranai
never ending story
yume wa tsuzuiteku
never ending story
yume wa tsuzuiteku

hitomi no naka utsuru sekai
afure sonna kanashimi demo

la la la la la la higashi no sora e to
la la la la la la ashita o tsukamae ni yuku no sa




here onwards credited to jumpinfs@livejournal
(but I did slight alteration. just slight.)

[Yabu Kota]
This is Yabu
Everyone, thank you for all your support
I’ve been thinking for a few days how we can repay all of you.
And this time we wrote the song “Thank You.”
We thought of ways to put down our feelings of thanks for those who supported us and made it into a song
Everyone, please continue to support us from now on as well.
Let’s continue to make many wonderful memories.
Bye Bye

[Chinen Yuri]
Hello. This is Chinen Yuri.
To the Juliette that I trust the most.
I love you, I love you.
I love you too much that ~I LOVE YOU~
Just kidding.
Everyone, I love you~
This time I’m serious
Bye Bye
This was Chinen Yuri

[Takaki Yuya]
Hello everyone, this is Takaki Yuya
Ummm… I… it has been 6 years since I joined the agency, exactly about 6 years
but thanks to everyone, I was able to work hard to reach this point.
From now on, please continue to support us.
We’ll also like to work hard for your smiles.
Yes… See you… Bye Bye
End (but I heard 我爱你 wo ai ni, I love you in Chinese)

[Morimoto Ryutaro]
This is Morimoto Ryutaro
Everyone, thank you for listening till the end.
Everyone, will you listen to it again?
Yes~ This will definitely be a hit.
This was Morimoto Ryutaro

[Yaotome Hikaru]
Hello, Hikaru here.
I hope you will listen to this album everyday and have lots and lots of fun.
Well then…
Bye Bye
Bye Bye Bye

[Okamoto Keito]
Hi,this is Okamoto Keito.
I think I am able to go on like this because of everyone’s smiles.
Please take care of us in the future, 10 years from now, even 100 years from now as well
Thank you always
See you~

[Arioka Daiki]
Hello, this is Arioka Daiki!
Thank you for always supporting us.
I continuously think that thanks to everyone, JUMP is able to release an album
Please take care of us from now on as well.
Oh! and the song “Time,”
I was given the opportunity to arrange it.
I hope you all can feel each and every note.
Let’s meet again in our 2nd album
See you next album

[Nakajima Yuto]
This is Nakajima
YUTO~!!
YAYY~!!
Everyone, follow us!
This was Yuto!
Bye Bye

[Inoo Kei]
How is everyone doing?
I’m Inoo Kei
Thank you for always being our support.
We were able to release our first album because everyone was next to us.
Thank you very very much.
Everyone, and to end this…
(iino arigatou) it’s fine… Thank You!
Bye Bye~!

[Yamada Ryosuke]
This is Yamada Ryosuke.
Everyone… thank you.
We think about this every day and work hard.
JUMP is here because everyone is here.
Yes… it’s true
Please follow Hey! Say! JUMP from now on as well.
That’s all. This was Yamada Ryosuke.

Kanji

さよならをする前に 僕たちから君へ

感謝の気持ちに まごころをこめて

届けたいよ この歌

今日君と僕たちは いくつ夢を見ただろう

数々の場面 いろんな思い出

全部光り輝く with you

きっとみんなの笑顔や絆が

明日からの励みになるよ

Say goodbye今日の日のみんなに

別れはまた会う約束さ

こころひとつになる 瞬間を

かさねるたびに 愛が生まれる

Say goodbyeまたすぐ会えるから

別れは君想う時間さ

こころひとつにして いつまでも

僕たちはつながりあう

Thank you for your love

夢の続きは たえることなく

どこまでだって あふれていくよ

Say goodbye今日の日のみんなに

別れはまた会う約束さ

こころひとつになる 瞬間を

かさねるたびに 愛が生まれる

Say goodbyeまたすぐ会えるから

別れは君想う時間さ

こころひとつにして いつまでも

僕たちはつながりあう

Thank you for your love


English translation

Before we say goodbye, from us to you

Sincerity is put into our grateful feelings

We wish to send this song

Today you and us, how many dreams have we seen

Many scenes, various memories

All of it is shining with you

Definitely everyone’s smiles and bonds

Will become the encouragement for tomorrow onwards

Say goodbye to the everyone today

Parting is the promise to meet again

The moments that our hearts become one

Are added, at that time love is born

Say goodbye because we’ll meet again soon

Parting is the time we think of you

Make our hearts one forever

We are connected together

Thank you for your love

The continuation of dreams is never ending

No matter where, it will overflow

Say goodbye to the everyone today

Parting is the promise to meet again

The moments that our hearts become one

Are added, at that time love is born

Say goodbye because we’ll meet again soon

Parting is the time we think of you

Make our hearts one forever

We are connected together

Thank you for your love



Ini salah satu lagu yang bikin hati saya gimanaa gitu pas dengerinnya, apalagi pas bagiannya Yamada sama Inoo... =.=a my heart's melted...

Buat link downloadnya akan saya posting sesegera mungkin... ^^

Jumat, 26 Februari 2010

Teman?

Aku bingung dengan semua orang yang kusebut teman di kehidupanku―di dunia nyata tentunya, cyber friend tidak termasuk kali ini. Aku memang teman mereka, mereka pun menganggapku begitu. Aku menerima mereka, begitu pula mereka menerimaku. Kami berbeda tentu saja, baik dalam hal prinsip, kegemaran, tujuan hidup, dan berbagai hal lainnya yang tak bisa kusebutkan satu persatu.

Yang akan kuceritakan bukanlah keseluruhan dari mereka (yang setelah diingat ternyata ada 9 orang), tapi salah seorang yang dulu 'hampir' pernah menjadi teman terbaikku.

Let's begin...
Aku mengenalnya setahun yang lalu. Saat itu dia terlihat judes ataupun jutek. Aku pun sempat menganggapnya 'sok'. Tapi, aku pun tak tahu bagaimana bisa terjadi, kami menjadi dekat kemudian.

Tak ada rahasia diantara kami. Dia sering mencurahkan isi hatinya. Tentang keluarganya, tentang hal lain pula.

Tapi, beberapa bulan kebelakang, aku merasakan dia mulai berubah 180°. Sejak naik kelas, dia menjadi sedikit 'bandel'. Aku tak akan menceritakannya disini. Mungkin di lain waktu.

Intinya, sekarang, setelah dia menemukan seorang teman baru—yang mungkin menurutnya 'sehati' dengannya, dia seakan merasa dirinya sempurna. Tak peduli orang lain, bahkan tak pernah kami mengobrol dekat seperti dulu lagi.

Setelah dipikir-pikir, ternyata kami SANGAT berbeda jauh. Baik dari segi prinsip maupun kesukaan. Tak jarang dia berkomentar 'negatif' pada sesuatu yang aku suka. Aku menerimanya, juga memakluminya tentu.

Aku tak yakin dia akan membaca—atau mungkin mengetahui blog ini, mengingat kegiatannya di dunia maya yang hanya berada di 'seputar' Facebook saja. After all, aku berharap hubungan kami bisa membaik sehingga kami bisa berteman seperti dulu lagi.

Jumat, 15 April 2011

[Fanfiction] Our Distance (Prologue)

Diposting oleh elfujoshi ♥ di 05.36 0 komentar
Title: Our Distance
Pairing: TakaYama/AriYama/YamaChii (TakaYama for this chapter)
Rating: PG-13
Disclaimer : Hey! Say! JUMP bukan milik saya, 5 Centimeters Per Second juga bukan milik saya
Summary: Ketika cinta mereka menemui sebuah rintangan bernama 'jarak', apakah mereka masih bisa mempertahankan 'kepercayaan' untuk mendapatkan 'kesetiaan'?

Our Distance
Prologue

Kadang... perasaan yang kau anggap tak akan pernah hilang akan terhapus oleh waktu...
Menghilang, dan tergantikan oleh yang lain
Jangan merasa bersalah


‘Cause... that’s the way your life was...


Takaki masih ingat... pertemuan mereka dahulu, tepat ketika ia masih duduk di kelas 1 bangku sekolah menengah pertama. Anak yang baru masuk SMP itu terlihat sangat pendiam, hanya bicara seperlunya. Beberapa bulan kemudian, entah mengapa hubungan mereka meningkat dari kenal menjadi teman. Ya, teman. Pertemuan Takaki Yuya dan anak bernama Yamada Ryosuke setiap seminggu sekali di klub sastra itulah yang membuat mereka dekat.

Sifat mereka berdua bisa dibilang sama, Takaki tidak terlalu suka berada di keramaian dan mengobrol dengan orang-orang yang tidak setipe dengannya. Sedangkan Yamada, semua orang tahu betapa pemalunya ia, pemalu sampai-sampai ia tak berani berkomunikasi dengan teman-teman sekelasnya.

Takaki dan Yamada... dua orang yang selalu menjadi bahan godaan anak-anak di sekolah. Tak terhitung berapa macam isu yang beredar mengenai mereka. Takaki dan Yamada berpacaran, Takaki dan Yamada sebenarnya adalah kakak adik yang terpisah sejak kecil, dan berbagai macam berita lainnya.

Berganti bulan, hubungan mereka semakin dekat. Berganti tahun, hubungan mereka melebihi hubungan senpai-kouhai, melebihi hubungan teman...

“Yama-chan...”

Yamada hanya menutup matanya ketika merasakan bibir Takaki menyentuh bibirnya dengan tulus, bukan ciuman pernuh nafsu, hanya ciuman yang polos.

Yamada masih mengingat ciuman pertamanya itu... di ruang perpustakaan yang kosong dan luas yang menjadi saksi bisu pernyataan cinta Takaki itu...

Sesungguhnya Yamada belum terlalu yakin dengan perasaannya kala itu... entah itu memang cinta atau hanya sebatas rasa sayang semata, tapi, disaat keadaan seperti ini, sosok seperti Takaki sangat dibutuhkan olehnya.

Sampai, ketika Takaki berhasil lulus dari tes seleksi dari sebuah sekolah menengah atas favorit di Yokohama...

“Yama-chan... kita masih bisa saling mengirim e-mail kan?” Takaki memandang lurus wajah Yamada yang masih menunduk.

“Aku janji aku akan selalu menemanimu, Yama-chan... aku janji... kita akan terus berkomunikasi satu sama lain!” Takaki meyakinkan kembali Yamada yang masih saja terdiam di depannya.

Bukannya Yamada tidak ingin membalas apa yang Takaki katakan itu, hanya saja, tenggorokannya tiba-tiba tercekat dan tak bisa mengeluarkan suara apapun. Yamada menggigit bibir bawahnya dalam diam, seharusnya hari ini menjadi hari yang membahagiakan mereka. Seharusnya Takaki tidak membawa kabar yang membuat hatinya sedih seperti itu, seharusnya hari ini mereka dapat menikmati helaian bunga sakura yang merimbun di tengah musim semi.

“Ta-takaki-kun... daijobu... daijobu dayo...” Yamada berkata dengan lirih. Lehernya mendongak dan tatapannya bertemu dengan mata Takaki yang masih menatap lurus dirinya.

“Yama-chan?” mata Takaki melebar.

“Aku mengerti... aku baik-baik saja meskipun kau tak ada, Takaki-kun...” Yamada memaksakan senyumnya.

“Hontou ni?” Takaki tersenyum.

“Hai...” Yamada mengangguk.

“Yama-chan arigatou...” dengan cepat, Takaki merengkuh tubuh itu dalam pelukannya, merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Ia tau ini semua sulit bagi Yamada, tapi sebenarnya, semuanya baru dimulai... hubungan mereka yang baru berumur 5 bulan baru saja dimulai, menghadapi sebuah tantangan bernama jarak.

I may not get to see you as often as I like. I may not get to hold you in my arms all through the night. But deep in my heart I truly know, you're the one that I love, and I can't let you go.


A/N : Ada yang pernah nonton atau tau anime 5 Centimeters Per Second? Cerita tentang cinta pertama yang terhalang oleh jarak? Fanfic ini terinspirasi dari anime itu... XD mungkin dari jalan cerita, 50%-nya mengambil dari animenya langsung... for YamaChii fans, jangan takut! (?) YamaChii akan dapet porsi besar di fic ini XD buat yang pengen nebak jalan ceritanya kayak gimana, bisa langsung nonton 5 Centimeters Per Second, dijamin gak nyesel nontonnya... recommended anime!!

Minggu, 20 Maret 2011

[Fanfiction] Untitled Love (Chapter 2/2)

Diposting oleh elfujoshi ♥ di 04.52 0 komentar
“Ryu, gerakan tanganmu kurang benar! Bukan... bukan seperti itu... seperti ini!” Arioka Daiki terlihat mencontohkan gerakan dance yang sedari tadi Ryutaro pelajari.

Mata Chinen memandang keseluruhan studio dance itu. Sejak show mereka minggu lalu, semuanya sibuk berlatih. Winter Concert di depan mata, mereka akan memberikan pertunjukan sebaik yang bisa mereka lakukan, mereka tidak ingin mengecewakan orang-orang yang sudah membeli tiket untuk menonton mereka.

“Chinen...” seseorang menepuk Chinen dari belakang.

Sontak Chinen menoleh. Dan, sekejap itu pula, rasa dingin langsung menjalar dari pipi kanannya.

“Yama-chan!” Chinen berteriak kesal. Di sebelahnya, berdiri seorang Yamada Ryosuke yang berusaha menahan tawa, di tangan kanannya terdapat air mineral dingin, objek yang menyebarkan rasa dingin di pipi Chinen tadi.

“Minumlah ini...” Yamada menyerahkan botol air mineral yang sedang dipegangnya tadi.

“Sankyuu, Yama-chan!” Chienen tersenyum seraya mengambil botol air mineral yang disodorkan Yamada.

“Ne, semuanya berlatih keras ya...” Yamada duduk di sebelah Chinen, membuka percakapan.

Chinen mengangguk. “Iya... kadang aku masih tidak percaya kita bisa menjadi seperti ini akhirnya,” Chinen tersenyum lagi.

“Itu karena kita berjuang bersama kan...” Yamada menjawab. Kadang dalam hati pun dia masih tidak percaya kalau Hey!Say!JUMP, bahkan dirinya sendiri, bisa menjadi ‘sebesar’ ini sekarang.

“Chineeen, ayo kita berlatih lagi!” dari jauh, Daiki terlihat memanggil Chinen, di depannya terlihat Ryutaro yang sudah kelelahan dan mengatur nafasnya.

Chinen segera berdiri, meletakan botol air mineral yang isinya baru habis seperempat itu di sebelah Yamada dan berlari menghampiri Daiki.

Yamada mengamati Chinen dengan seksama. Sejak pertama kali ia bertemu remaja bertubuh kecil itu, ia merasakan perasaan aneh dihatinya.

Ketika Yuto mengatakan kalau Chinen adalah saudaranya saat zaman dahulu sambil memeluk si kecil itu di depan kamera, Yamada masih ingat betul, ia mencoba memisahkan pelukan itu, tapi, akhirnya ia sendiri malah terjebak dalam pelukan itu, berhimpit dengan Chinen, sembari mendengarkan Yuto berbicara kalau Yamada pun adalah saudaranya.

Ketika Yokoyama-senpai mencium pipi Chinen berkali-kali saat mereka tampil live bersama dalam suatu acara, sungguh, Yamada ingin sekali menendang Yokoyama-senpai itu jauh-jauh. Ia juga masih ingat betul betapa ia memaksakan senyumnya di depan kamera sembari sesekali melihat Chinen yang memberikan senyum pasrahnya kepada Yokoyama-senpai yang masih menciumi pipinya.

Dan kini, dari jauh ia melihat Daiki sesekali menyentuh tangan Chinen untuk menyesuaikan gerakan. Terlihat mereka berdua tertawa bersama dan kembali menari mengikuti dentuman lagu Your Seed yang memenuhi seluruh ruangan itu.

“Yama-chan? Sedang apa kau?” seseorang menepuknya dari belakang.

“Eh? Keito?” Yamada memandang orang yang menepuknya itu sembari memasang wajah terkejut.

“Sedang istirahat?” tanya Keito lagi.

“Hng...” Yamada mengangguk, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chinen dan Daiki yang sekarang sedang sibuk membantu Ryutaro mempelajari gerakan tarian mereka yang baru itu.

“Chinen ya?” Keito bertanya kembali.

Leher Yamada menengok dengan cepat, memandangi kembali wajah Keito yang sedang tersenyum.

“Maksudmu?” Yamada balik bertanya dengan kebingungan.

“Dia menyukaimu tahu...”

Yamada tidak percaya. 3 kata yang diucapkan Keito tadi seakan menyebabkan bom waktu yang sudah tertidur bertahun-tahun di hatinya meledak begitu saja dan menyebabkan ribuan kembang api meluncur dan membuat garis-garis api indah bertebaran di atas kepalanya... Yeah, mungkin perumpamaan itu sedikit berlebihan.

“Honto-eh, nani?” Yamada berusaha menutupi rasa bahagia aneh yang masih muncul di hatinya.

“And you like him, too...” Keito masih tersenyum lebar.

“Eh? Aku?”

“Benarkah aku suka Chinen? Benarkah? Benarkaaaah?? Siapapun, beritahu aku!!!” inner Yamada berteriak kencang.

“Kau menyukainya tapi tak mau mengakuinya...” Keito berkata dengan santai, masih berdiri di dekat Yamada dan mengambil botol air mineral yang tadi diminum Chinen.
Menyadari apa yang akan diminum Keito, Yamada refleks berteriak, “Eh! Jangan minum yang itu! Ambil yang lain!” dan dengan cepat pula ia menarik botol itu dari tangan Keito dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.

“Nanti kalau dia minum itu, berarti secara tidak langsung ia sudah berciuman dengan Chinen! Noooo!! Yabai!!” inner Yamada berteriak lagi.

Bukannya protes ataupun marah, Keito malah tertawa terbahak-bahak. Yamada memandangi Keito dengan bibir yang dimajukan dan wajah bingung. Terlebih lagi, akibat teriakannya tadi, seluruh manusia selain mereka dalam ruangan itu menoleh seketika ke arah mereka. Termasuk Chinen, si objek sebenarnya yang dibicarakan mereka. Yamada lalu menunduk dengan malu.

“See... you like him! Katakanlah yang sebenarnya secepatnya... jangan buat dia menunggu!” Keito tersenyum lagi dan pergi meninggalkan Yamada yang masih tercengang dan diliputi kebingungan.

“Jadi... aku harus mengatakannya? Tidak perlu takut? Dan secepatnya?” inner Yamada berpikir keras. Tapi pikiran itu dibuyarkan oleh panggilan Yabu yang memanggil seluruh member untuk berlatih bersama.


Yamada berlari ke belakang panggung, peluh terlihat menetes dari dahinya, dengan cepat ia mengganti kostum yang sedang dipakainya dengan kostum lain yang sudah disediakan. Bukan hanya Yamada, semua member Hey! Say! JUMP bergegas mengganti pakaiannya.

“Ayo cepat, sehabis ini MC part!” seorang organizer mengingatkan mereka untuk segera kembali ke panggung.

Yabu dan Hikaru segera berlari ke atas panggung, Yuya mengikuti dibelakang mereka, disusul oleh Inoo dan Daiki yang berlari menyusul mereka. Sebentar kemudian keriuhan suara penonton terdengar keras.

Hey! Say! BEST sudah diatas panggung, bersiap menghibur penonton Winter Concert 16 Januari 2011 itu, Kiriyama-kun yang menjadi guest pada part itupun sudah naik keatas panggung.

Tak lama, teriakan Hikaru memanggil Hey! Say! 7 pun terdengar, Yuto, Keito, Yamada, Chinen, dan Ryutaro segera naik ke atas panggung. Teriakan riuh penonton menyambut mereka sesampainya mereka di atas panggung luas itu.

“7 sudah diatas panggung... jadi, bagaimana kalau kita mulai saja?” Kiriyama Akito melirik a

nggota 7 yang sudah bergabung dengan Best diatas panggung.

“Jadi... pada part ini kita akan bermain game! Permainannya adalah, kalian harus membuat kalimat pertama yang tercetus dalam pikiran kalian dari 1 kata yang akan aku sebutkan! Mengerti?” Kiriyama tersenyum lebar.

Semua member Hey! Say! JUMP mengangguk mengerti. Bersiap-siap dengan kata pertama yang disebutkan Kiriyama.

“Yabai...”

Semuanya membuat kalimat, lalu satu-persatu dari mereka menyebutkan kalimat yang dibuat mereka satu-persatu.

“Yabainetto*...” si member paling muda, Ryutaro, menyebutkan kalimat yang ada di pikirannya dengan polos.

Semua orang tertawa, tak terkecuali Kiriyama yang tak henti-hentinya tertawa. “Kita tidak tahu member yang paling muda ini mempunyai jiwa ero, ne? Hahahaha,”

Dan kemudian permainan berlanjut dengan kata senburi, atsui, yoru, dan yang lainnya. Sampai Kiriyama berkata.

“Dan yang terakhir... aisitheru!”

Penonton berteriak kencang, menantikan apa kalimat yang ada di pikiran semua member. Yabu dan yang lainnya berpikir keras, apa kalimat yang akan mereka buat dengan kata aisitheru, kecuali Yamada yang berada di urutan terakhir.

Pikiran Yamada memutar keras. “Aisitheru? Aisitheru katanya? Apa yang harus aku katakan? Siapa orang yang aku cintai? Aku menc—“

“Yak! Selanjutnya Yamachan!” belum sempat Yamada berpikir, Kiriyama sudah menunjuk dirinya.

Yamada dengan cepat mengatakan hal pertama yang ada di pikirannya.

“Yuri, sekai ichi aisitheruyo**!!!”

Semuanya hening. Semua member Hey! Say! JUMP yang lain terperangah dan tak tahu harus berkata apa.

Menyadari apa yang sudah dikatakannya, Yamada menutup mukanya yang semerah tomat sambil tertawa masam lalu jatuh dan terduduk di lantai.

Dan Chinen, si pemilik nama yang dikatakan Yamada tadi, dengan jantung yang berdentum keras menghampiri Yamada dan duduk disebelahnya, bertanya, “Apakah kau benar-benar menyukaiku, Yamachan?”

Yamada menaikkan wajahnya dan berkata dengan jujur, “Uhm... sangat menyukaimu...”

“Seberapa banyak?”

Yamada menelan ludah, “Lebih dari apapun di dunia ini,”

“Itu tidak cukup, Yamachan...” Chinen tersenyum lebar.

Tanpa berpikir lagi, Yamada bangun dari duduknya, mengambil mikrofon yang dipegang Kiriyama dan berteriak dengan kencang.

“YURI~! SEKAI ICHI AI-SI-THERUYOOO!!!!”

Seluruh penonton dalam stadium berteriak dengan kencang. Yabu dan Inoo tersenyum lebar, Hikaru, Daiki, dan Yuya tertawa sambil mengeleng-gelengkan kepala mereka, Yuto dan Ryutaro tersenyum menahan tawa, sementara Keito, si penasihat Yamada hanya tersenyum kecil tanda mengerti.

“Itulah Yamada Ryosuke yang aku kenal...” Keito berkata dalam hati.

Wajah Yamada memerah lagi, lalu terduduk sambil tertawa atas perbuatannya sendiri. Chinen, wajahnya pun memerah karena malu dan ikut duduk di sebelah Yamada. Pikirannya berkecamuk, bertanya-tanya apakah yang dikatakan Yamada tadi sungguh – sungguh keluar dari dalam hatinya atau Cuma sekedar fanservice belaka?

“Astaga... pipimu sangat merah sekali Yamachan...” Kiriyama mengeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum menahan tawa.

“Ya-yabai... yabai~***” Yamada berkata dengan wajah yang masih memerah.

“Aku malu sekali...” Chinen menutup wajahnya karena malu.

Yamada melirik Chinen yang menutup wajahnya, “Chii... kau harus yakin kalau yang aku katakan ini memang benar-benar aku rasakan...” Yamada berkata dalam hati.

Beberapa jam kemudian, setelah konser hari itu selesai, semua member JUMP bersiap-siap untuk kembali ke dorm untuk istirahat. Beberapa dari mereka mulai membereskan barang-barang mereka yang mereka tinggalkan di ruang ganti.

Yamada berdiri di depan ruang ganti, semua barang-barangnya sudah ia taruh ke dalam mobil, dari jauh ia melihat Chinen yang masih sibuk membereskan barang-barangnya. Yamada merasa ini sudah saatnya ia mengatakan perasaannya dengan serius kepada Chinen. Dan betapa beruntungnya Yamada, di dalam ruang ganti itu hanya ada Chinen dan Ryutaro, member yang lainnya sepertinya sudah selesai membereskan barang-barang mereka.

Menarik nafas, Yamada mengumpulkan keberaniannya dan masuk kedalam ruang ganti.

“Ngg... Gomen ne Ryutaro, bisakah aku bicara sebentar dengan Chinen?” Yamada menghampiri mereka. Chinen dan Ryutaro memandangi Yamada bingung.

Ryutaro mengangguk sambil tersenyum mengerti, lalu mengambil tasnya dan meninggalkan ruangan itu.

“Ada apa Yama-chan?” Chinen memandang wajah Yamada. Sedikit titik merah menghiasi pipinya ketika ia mengingat ‘pernyataan’ Yamada di konser barusan.

Yamada mengumpulkan keberaniannya lagi dan berkata. “Chinen, pernyataankuyangtadiitubenardanakumengatakannyasungguh-sungguh, akusungguhmenyukaimuChinen!”

Chinen memandangi Yamada dengan pandangan bingung karena kecepatan perkataan Yamada. “Nani, Yama-chan?”

Yamada menelan ludah. “Yuri, aisitheruyo...”

Dunia di sekitar Chinen serasa berhenti berputar. Benarkah barusan Yamada mengatakan kalau dia mencintainya?

“Hontou ni?” jawaban itu meluncur dari bibir Chinen begitu saja.

“Mungkin kata Aisitheru terlalu cepat untuk aku katakan... tapi aku benar-benar menyukaimu...Yuri, daisuki dayo!” Yamada berkata dengan wajah serius dan meraih tangan Chinen yang kini berdiri di depannya.

Chinen tidak menjawab. Hanya memandangi wajah Yamada dengan rasa bingung dan tidak percaya.

“Ore to tsukiate kudasai?****” Yamada bertanya dengan rasa cemas. Kalau Chinen menolak, berakhirlah sudah.
Tanpa disangka, Chinen mengangguk dengan pipi memerah. Mata Yamada melebar dan bibirnya membentuk senyum lebar. Dengan refleks ia menarik Chinen ke pelukannya dan berkali kali berbisik, “Suki suki daisuki, Chinen...”

OWARI

OMAKE

“Mereka berpelukan!” Ryutaro memekik.

Hikaru memukul kepala Ryutaro, membuatnya mengaduh. “Ssst! Bodoh kau! Nanti ketahuan kalau kita sedang mengintip!”

“Kalian berdua yang berisik! Ssst!!” diatas mereka berdua, Yuya menggeram dan melotot ke arah Hikaru dan Ryutaro yang langsung diam.

“Daichan! Geser sedikit!” di seberang mereka, terlihat Daiki dan Yuto sedang melakukan hal yang sama, mengintip.

“Kau itu tinggi Yuto! Harusnya masih bisa melihatnya kan!” Daiki tetap berusaha mempertahankan posisinya.

Dari jauh, Yabu berjalan mendekati pintu masuk dan mengerutkan jidatnya ketika melihat teman-temannya menempel di dinding sebelah pintu dengan kepala menjulur sedikit. Hikaru, Ryutaro dan Yuya di sisi kiri pintu, dan Yuto juga Daiki di sisi kanan.

“Hei, apa yang kali—“

“SSSSSSTT!!!

Hontou ni OWARI

* : Yabainetto : situs (maaf) porno LOL
** :Yuri, sekai ichi aisitheruyo : Yuri, aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini
*** : Yabai : tidak baik, tidak bagus
****: Ore to tsukiate kudasai? : Maukah kau berkencan denganku?

Author's note : Semua kejadian di fic ini rata-rata adalah kisah nyata loo... Yamada yang sama sekali tidak mencantumkan nama Chinen di wawancara majalah, Yamada yang keliatan cemburu pas Yokoyama Yu nyium pipi Chinen, Yamada yang keliatan cemburu pas Yuto bilang kalau Chinen itu saudaranya sambil dipeluk, daan... di part terakhir, kejadian di Winter Concert 16 Januari itu juga beneran... Yamada emang teriak kalimat itu didepan semua penonton. Mungkin pada udah tau ya? XD

Silahkan read and comment^^!

Senin, 14 Maret 2011

Be strong Japan... keep strong, JUMP

Diposting oleh elfujoshi ♥ di 03.54 2 komentar



Tepat tanggal 11 Maret lalu, ketika saya mendengar Jepang dilanda gempa yang mengakibatkan tsunami, hal pertama yang saya lakukan adalah memindahkan channel televisi yang sedang menyala di ruang keluarga saya ke salah satu channel berita swasta, dan benarlah, di channel itu, gambaran tsunami yang menerjang Jepang terlihat jelas. Waktu itu, saya tak ingat jelas apa yang saya rasakan, semuanya serasa impossible bagi saya.

That country, that country that I’m adore so much, terkena bencana besar... memang, Jepang bukan negara kelahiran saya, saya pun belum pernah ke negara besar itu. Tapi, kultur negara itu sendiri sudah menjadi ‘teman’ hidup saya. Anime, manga, J-Pop, dan idola saya Hey! Say! JUMP pun berasal dari sana.

Setelah berita gempa dan tsunami itu, tersebar pula berbagai berita mengenai keadaan selebriti-selebriti J-pop pasca musibah itu. Bagaimana keadaan Koda Kumi? Bagaimana keadaan Ayumi Hamasaki? Bagaimana keadaan YUI? Setiap fans menanyakan dan mencari informasi keadaan dan keberadaan idolanya masing-masing. Berita yang mereka (termasuk saya) pun bermacam-macam. Dari mulai hoax, Chinen Yuri hilang, Takaki Yuya hilang, Koda Kumi meninggal, Masashi Kishimoto hilang dan masih banyak lagi. Lalu yang sudah bisa dibuktikan kebenarannya, Arioka Daiki dan Nakajima Yuto masuk RS untuk pemulihan luka ringan, Chinen Yuri dan Takaki Yuya yang dikabarkan hilang ternyata selamat, Yamada Ryosuke (T.T) terkena luka ringan, dan sebagainya. Tapi, sampai kini, masih ada pula kebenaran berita yang masih simpang siur kebenarannya. Kakak Yamada Ryosuke hilang dan kini Yamada sendiri sedang depresi, Yamada yang terluka karena berlari untuk mengecek kondisi keluarganya.

OK, mungkin berita Yamada yang terluka karena mengecek kondisi keluarganya itu bukan berita yang menyedihkan bagi saya, malah, sosok Yamada yang rela berkorban itu menjadi kebanggaan sendiri untuk saya sebagai fansnya. Tapi, berita kakak Yamda hilang dan kini Yamada sendiri sedang depresi menjadi berita yang sangat membuat perasaan saya campur aduk. Sedih, cemas, semuanya bercampur jadi satu. Sampai sekarang, kebenaran berita itu belum mencapai 100%, saya benar-benar berharap Yamada dan member JUMP lainnya baik-baik saja di Jepang sana. Amin.

Minggu, 13 Maret 2011

[Fanfiction] Untitled Love (Chapter 1/2)

Diposting oleh elfujoshi ♥ di 09.10 1 komentar
Title : Untitled Love
Pairing : Yamada Ryosuke x Chinen Yuri
Disclaimer : Anggota Hey! Say! JUMP bukan milik saya, dan bukan milik siapapun (?)
Rating : PG - 14

Chinen Yuri tidak mengerti, mengapa Kami-sama diatas sana menciptakan seorang lelaki bernama Yamada Ryosuke. Lelaki dengan kepribadian yang sangat berbeda dari yang lain. Terkadang dirinya sendiri bertanya-tanya mengapa lelaki yang kerap disapa Ryo-chan atau Yama-chan itu bisa merubah perasaannya sesuka hati.

Seperti hari ini, Keito berusaha mengajari Yama-chan bahasa Inggris lagi. Bahasa yang menduduki juara pertama di hati Chinen untuk urusan hal yang paling dibenci. Chinen Yuri melihat mereka duduk berdua bersama di depan Kotatsu dan memakan banyak makanan ringan sementara Kei dan Hikaru sibuk memainkan game bersama.

“Lalu dia berkata ‘Fire!’ sambil menunjuk ke arah gerombolan burung itu! Dan aku yang melihatnya langsung tertawa terbahak-bahak!” Keito memasang wajah serius di depan Yamada — lalu dengan seketika Yamada Ryosuke langsung tertawa terpingkal-pingkal, merasa lucu karena melihat ekspresi wajah Keito yang sedang menceritakan pengalamannya tinggal di Inggris dahulu. Kedua pipi Yamada yang sedikit gembul membuat wajahnya menyiratkan daya tarik yang sangat luar biasa.

Chinen lalu tersenyum melihat pemandangan itu. Yamada memang mempunyai obsesi khusus terhadap bahasa Inggris, bahkan ia mempunyai keinginan untuk pergi ke negara itu secara lagnsung suatu saat nanti.

“Chii? Sedang apa kau melamun disitu? Mau bergabung bersama kami?”

Chinen terkesiap, lalu memandangi wajah Yamada dan Keito yang terarah ke arah wajahnya saat ini. Bertanya-tanya mengapa seorang Chinen Yuri berdiri melamun tepat di pintu masuk ruang keluarga dan memandangi mereka berdua.

“Tidak~ kau tahu sendiri aku tidak suka bahasa Inggris, Yama-chan!” Chinen Yuri mencari alasan.

“Oh, kau harus mencoba mempelajarinya sesekali, Chii, itu sangat menyenangkan!” Yamada tersenyum.

Chinen hanya mengangguk, tak menjawab ajakan itu. Matanya lalu beralih pada dua sosok yang baru memasuki koridor, Ryutaro dan Yuto.

“Chii? Apakah Yama-chan ada disitu?” Yuto bertanya dari jarak jauh.

Chinen mengangguk. “Yama-chan ada disini,”

Yuto tersenyum, lalu melepas sarung tangan coklat yang sedari tadi melekat di tangannya dan beranjak ke arah ruang keluarga itu.

“Yama-chan?” Yuto memasuki ruangan itu.
“Yuto! Jadi mau mengajariku bermain drum?” Yamada berkata dengan polosnya.

Yuto mengangguk dengan semangat.

“Keito, besok kita lanjutkan lagi ya? Kalau kau mau, kau bisa mengajari Chii!” Yamada menunjuk Chinen yang kini sudah ditemani Ryutaro yang berdiri di sampingnya.

Chinen langsung menggeleng dengan cepat. Yamada yang melihat hal itu langsung tertawa kembali. “Jaa Chii!” Ia melambaikan tangannya ke arah Chinen sebelum berjalan menuju ruang latihan yang berada tak jauh dari ruang keluarga itu.

Chinen hanya terdiam menyaksikan pemandangan itu.

“Chinen-kun? Mau ramen?” Ryutaro di sebelahnya mengangkat kantung plastik kecil ke arah Chinen.

“Boleh... ayo kita makan!” Chinen meraih kantung plastik itu dari tangan Ryutaro, mencoba mengalihkan pikirannya dari Yamada.


2 minggu kemudian, para anggota Hey!Say!7 melakukan pemotretan di sebuah studio foto suatu majalah remaja terkenal. Beberapa diantara mereka diwawancarai untuk dijadikan headline majalah itu.

Yang terpilih adalah Yamada, Yuto, dan Chinen. Di detik-detik pertama, pertanyaan-pertanyaan itu sama sekali tidak mengganggu Chinen sama sekali, hanya membahas soal pembuatan video klip mereka, hobi mereka, dan beberapa hal lainnya. Tapi, si wartawan kemudian menanyakan sesuatu yang menurut Chinen adalah pertanyaan yang mengganggu hidupnya, entah kenapa.

“Seperti apa hubunganmu dengan anggota yang lain? Siapa saja orang yang paling dekat denganmu? Dimulai dari Ryo-kun,” Tomoki-san, si pewawancara, mengarahkan recordernya ke arah Ryosuke yang masih tersenyum.

“Ah, itu agak sulit. Aku dekat dengan semua anggota — “ Yamada tersenyum sesaat, lalu melanjutkan. “ — tapi kalau diibaratkan, mungkin Yuya menjadi kakak yang baik buatku, Ryutaro menjadi adik yang menyenangkan untukku, dan Yuto menjadi sahabat yang baik maupun teman terbaikku sekarang.” Yamada tertawa.

Tidak ada nama Chinen Yuri di kalimat panjang yang disebutkan Yamada tadi. Tidak. Ada. Chinen. Sama. Sekali. Bahkan Ryutaro yang menjadi member termuda pun dianggap adik baginya. Lalu apa arti seorang Chinen bagi Yamada hanya sebagai teman, dan bukan sahabat seperti Yuto?

“Chinen? Sekarang giliranmu,” suara Tomoki-san mengagetkan Chinen.

Kepalanya yang tertunduk kemudian mendongak dan bibirnya membentuk senyum seperti biasa. “Gomen ne~ tadi aku sedikit melamun,”

“Jadi Chinen, Seperti apa hubunganmu dengan anggota yang lain? Siapa saja orang yang paling dekat denganmu?” Tomoki-san mengulang pertanyaannya. Pria berusia 26 tahun itu sepertinya lumayan kesal dengan sikap Chinen tadi.

“Umm... Kei-kun adalah ibu yang baik untukku — “ Chinen tertawa sebentar. “— Ryutaro akan menjadi adikku, sama seperti yang dikatakan Yama-chan. Dan, Dai-chan akan menjadi kakak sekaligus sahabatku.” Chinen tersenyum.

Tak ada nama Yamada disitu. Chinen tidak berekspresi apa-apa ketika Yamada menatapnya setelah ia mengatakan kalau Daiki adalah orang terdekatnya. Tanpa Chinen duga, Yamada tersenyum.

“Kau dekat dengan Daiki-kun?” Tomoki-san bertanya kembali.

Chinen mengangguk. “Ya, kami sangat dekat.”

“Wah, apakah perbedaan usia tidak membuat kalian merasa canggung?” Tomoki-san terus bertanya.

“Tidak, Dai-chan selalu membantuku.” Chinen tersenyum.

Perkataan Tomoki-san selanjutnya tak lagi dipedulikan oleh Chinen. Pandangannya bertemu dengan pandangan Yamada yang langsung tertuju padanya.

Dan saat itu, mereka tak tahu pasti berapa lama mereka bertatapan satu sama lain.

~ ~ ~

Malam itu entah sudah berapa kali Chinen terbangun, tepat di ranjang sebelah Chinen, seorang Ryutaro sedang tidur dengan posisi tidak menyenangkan. Kaki di atas bantal, dan kepalanya menengadah. Posisi itu hanyalah salah satu posisi dari sekian banyak posisi tidur Ryutaro — dan suara berisik saat Ryutaro mengubah posisi tidurnya itu benar-benar mengganggu Chinen.

Dengan perlahan Chinen turun dari ranjangnya, beranjak menuju pintu kamarnya dan pergi keluar. Asrama itu sangat sepi, hanya ada beberapa cahaya lampu di koridor asrama dan dari beberapa kamar yang ditempati member Hey!Say!JUMP. Chinen melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga yang letaknya tak jauh dari kamarnya itu. Menyalakan TV, dia duduk di sofa sembari menguap beberapa kali. Acara di TV sungguh sangat tidak menarik, kulit putih Chinen tampak memerah karena udara dingin yang masuk kedalam ruangan itu.

“Chii?”

Chinen menengok, tampak seorang Yamada Ryosuke tempat berdiri di pintu masuk. Rambutnya sedikit acak-acakan, dan ia hanya mengenakan celana pendek selutut dan sehelai baju berwarna putih.

“Yama-chan?”

“Sedang apa Chii?” Yamada Ryosuke memasuki ruang keluarga itu dan duduk di sebelah Chinen.

“Aku tidak bisa tidur...” Chinen tersenyum kecil.

Yamada menguap sebentar, “Sama... padahal lusa kita ada show kan?”

Chinen mengangguk. Suasana hening menelimuti mereka. Hanya ada suara acara interview di TV yang menjadi satu-satunya pemecah keheningan disitu.

“Berarti besok kita tidak pergi ke sekolah lagi ya?” Yamada memecah keheningan.

“Ya, kadang aku pun rindu belajar di sekolah...” Chinen berkata seraya melepaskan hembusan nafasnya, membuat karbon dioksida itu terlihat seperti kepulan asap putih.

“He? Benar juga sih...” Yamada mengangguk setuju.

“Kau benar-benar dekat dengan Yuto-kun, ne?” kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Chinen.

“Umm... ya, begitulah...” tampak kebingungan muncul dalam wajah Yamada.

“Sedekat apa?” bibir Chinen tampak bergetar.

“Kenapa bertanya tentang hal ini, Chii?”

“Tidak, tidak apa-apa...” Chinen tersenyum sendu.

“Kau membuatku bingung Chinen,” Yamada memandangi wajah Chinen dengan seksama.

“Eh, Yama-chan, aku mau kembali ke kamarku saja...” Chinen beranjak dari duduknya, lalu berbalik membelakangi Yamada.

“Chii... gomenasai kalau aku sudah berbuat salah,”

Chinen berhenti, tapi tidak menjawab.

“Gomen ne, hn?” suara kursi berderik menandakan kalau Yamada bangun dari duduknya.

“Tidak apa-apa Ryo-chan, kau tidak salah apa-apa... hehehe...” Chinen tertawa sedikit untuk mencairkan suasana.

“Biarpun kau berkata begitu, aku...”

“Kau benar-benar tidak salah apa-apa, Yamada-kun...” Chinen beranjak untuk berjalan lagi.

Tiba-tiba tarikan di tangan kanannya membuatnya berhenti seketika. Tangan kuat yang menggenggamnya tampak tak mau melepaskan cengkramannya.

“Kau tau Chii? Kau adalah salah satu orang terdekat dalam hidupku... jadi, jangan membuatku bingung seperti ini!” Yamada berkata dengan nada agak keras.

“Daijoubu dayo, Yama-chan... aku tidak apa-apa? OK?” Chinen mengeluarkan senyum lebarnya, membuat pegangan di pergelangan tangannya itu sedikit melemah.

Yamada terpaku menatap Chinen, senyumnya tadi... apakah ia memang benar-benar baik-baik saja? Yamada sungguh tidak mengerti, ada rasa tak rela di hatinya ketika melihat Chinen, si lincah itu, bertingkah aneh seperti ini.

Tapi, malam itu Yamada memilih diam dan membiarkan Chinen pergi meninggalkannya sendirian di ruangan sepi itu.

To Be Continued

Minggu, 30 Januari 2011

Yamada Ryosuke at Winter Concert 2011

Diposting oleh elfujoshi ♥ di 17.48 0 komentar

this picture is really really disturbing me... what the hell are you doing Yama-chan? =.=a









Video promosi WinCon :



Pic-pic lainnya akan saya update nanti... XDD
Arigatou^^

Jumat, 28 Januari 2011

Hey!Say!JUMP - Thank You ~Bokutachi Kara Kimi~

Diposting oleh elfujoshi ♥ di 17.08 0 komentar



THANK YOU BOKUTACHI KARA KIMI

Romaji

by: Hey Say Jump
lyrics: Hey Say Jump
Music: STEVEN LEE, Motoki Funayama

THANK YOU ~BOKUTACHI KARA KIMI~ (Thank You ~僕たちから君~)

Sayonara wo suru mae ni
bokutachi kara kimi e
Kansha no kimochi ni
magokoro wo komete
Todoketai yo kono uta

Kyou kimi to bokutachi wa
ikutsu yume wo mita darou
Kazukazu no bamen ironna omoide
Zenbu hikari kagayaku with you

Kitto minna no egao ya kizuna ga
Asu kara no hagemi ni naru yo

Say goodbye kyou no hi no minna ni
Wakare wa mata au yakusoku sa
Kokoro hitotsu ni naru shunkan wo
Kasaneru tabi ni ai ga umareru

Say goodbye mata sugu aeru kara
Wakare wa kimi omou jikan sa
Kokoro hitotsu ni shite itsumademo
Bokutachi wa tsunagari au
Thank you for your love

Yume no tsuzuki wa taeru koto naku
Doko made datte afureteiku yo

Say goodbye kyou no hi no minna ni
Wakare wa mata au yakusoku sa
Kokoro hitotsu ni naru shunkan wo
Kasaneru tabi ni ai ga umareru

Say goodbye mata sugu aeru kara
Wakare wa kimi omou jikan sa
Kokoro hitotsu ni shite itsumademo
Bokutachi wa tsunagari au
Thank you for your love


la la la la la la higashi no sora e to
we can try fly high

saa yume mimashou
suteki na koto
saa yume mimashou
itsumademo
saa yume mimashou
yume no youna
yume o mimashou

mayonaka no COWBOY ni natte
kimi wo kimi wo ubaitai

monogatari wa owaranai
never ending story
yume wa tsuzuiteku
never ending story
yume wa tsuzuiteku

hitomi no naka utsuru sekai
afure sonna kanashimi demo

la la la la la la higashi no sora e to
la la la la la la ashita o tsukamae ni yuku no sa




here onwards credited to jumpinfs@livejournal
(but I did slight alteration. just slight.)

[Yabu Kota]
This is Yabu
Everyone, thank you for all your support
I’ve been thinking for a few days how we can repay all of you.
And this time we wrote the song “Thank You.”
We thought of ways to put down our feelings of thanks for those who supported us and made it into a song
Everyone, please continue to support us from now on as well.
Let’s continue to make many wonderful memories.
Bye Bye

[Chinen Yuri]
Hello. This is Chinen Yuri.
To the Juliette that I trust the most.
I love you, I love you.
I love you too much that ~I LOVE YOU~
Just kidding.
Everyone, I love you~
This time I’m serious
Bye Bye
This was Chinen Yuri

[Takaki Yuya]
Hello everyone, this is Takaki Yuya
Ummm… I… it has been 6 years since I joined the agency, exactly about 6 years
but thanks to everyone, I was able to work hard to reach this point.
From now on, please continue to support us.
We’ll also like to work hard for your smiles.
Yes… See you… Bye Bye
End (but I heard 我爱你 wo ai ni, I love you in Chinese)

[Morimoto Ryutaro]
This is Morimoto Ryutaro
Everyone, thank you for listening till the end.
Everyone, will you listen to it again?
Yes~ This will definitely be a hit.
This was Morimoto Ryutaro

[Yaotome Hikaru]
Hello, Hikaru here.
I hope you will listen to this album everyday and have lots and lots of fun.
Well then…
Bye Bye
Bye Bye Bye

[Okamoto Keito]
Hi,this is Okamoto Keito.
I think I am able to go on like this because of everyone’s smiles.
Please take care of us in the future, 10 years from now, even 100 years from now as well
Thank you always
See you~

[Arioka Daiki]
Hello, this is Arioka Daiki!
Thank you for always supporting us.
I continuously think that thanks to everyone, JUMP is able to release an album
Please take care of us from now on as well.
Oh! and the song “Time,”
I was given the opportunity to arrange it.
I hope you all can feel each and every note.
Let’s meet again in our 2nd album
See you next album

[Nakajima Yuto]
This is Nakajima
YUTO~!!
YAYY~!!
Everyone, follow us!
This was Yuto!
Bye Bye

[Inoo Kei]
How is everyone doing?
I’m Inoo Kei
Thank you for always being our support.
We were able to release our first album because everyone was next to us.
Thank you very very much.
Everyone, and to end this…
(iino arigatou) it’s fine… Thank You!
Bye Bye~!

[Yamada Ryosuke]
This is Yamada Ryosuke.
Everyone… thank you.
We think about this every day and work hard.
JUMP is here because everyone is here.
Yes… it’s true
Please follow Hey! Say! JUMP from now on as well.
That’s all. This was Yamada Ryosuke.

Kanji

さよならをする前に 僕たちから君へ

感謝の気持ちに まごころをこめて

届けたいよ この歌

今日君と僕たちは いくつ夢を見ただろう

数々の場面 いろんな思い出

全部光り輝く with you

きっとみんなの笑顔や絆が

明日からの励みになるよ

Say goodbye今日の日のみんなに

別れはまた会う約束さ

こころひとつになる 瞬間を

かさねるたびに 愛が生まれる

Say goodbyeまたすぐ会えるから

別れは君想う時間さ

こころひとつにして いつまでも

僕たちはつながりあう

Thank you for your love

夢の続きは たえることなく

どこまでだって あふれていくよ

Say goodbye今日の日のみんなに

別れはまた会う約束さ

こころひとつになる 瞬間を

かさねるたびに 愛が生まれる

Say goodbyeまたすぐ会えるから

別れは君想う時間さ

こころひとつにして いつまでも

僕たちはつながりあう

Thank you for your love


English translation

Before we say goodbye, from us to you

Sincerity is put into our grateful feelings

We wish to send this song

Today you and us, how many dreams have we seen

Many scenes, various memories

All of it is shining with you

Definitely everyone’s smiles and bonds

Will become the encouragement for tomorrow onwards

Say goodbye to the everyone today

Parting is the promise to meet again

The moments that our hearts become one

Are added, at that time love is born

Say goodbye because we’ll meet again soon

Parting is the time we think of you

Make our hearts one forever

We are connected together

Thank you for your love

The continuation of dreams is never ending

No matter where, it will overflow

Say goodbye to the everyone today

Parting is the promise to meet again

The moments that our hearts become one

Are added, at that time love is born

Say goodbye because we’ll meet again soon

Parting is the time we think of you

Make our hearts one forever

We are connected together

Thank you for your love



Ini salah satu lagu yang bikin hati saya gimanaa gitu pas dengerinnya, apalagi pas bagiannya Yamada sama Inoo... =.=a my heart's melted...

Buat link downloadnya akan saya posting sesegera mungkin... ^^

Jumat, 26 Februari 2010

Teman?

Diposting oleh elfujoshi ♥ di 01.46 1 komentar
Aku bingung dengan semua orang yang kusebut teman di kehidupanku―di dunia nyata tentunya, cyber friend tidak termasuk kali ini. Aku memang teman mereka, mereka pun menganggapku begitu. Aku menerima mereka, begitu pula mereka menerimaku. Kami berbeda tentu saja, baik dalam hal prinsip, kegemaran, tujuan hidup, dan berbagai hal lainnya yang tak bisa kusebutkan satu persatu.

Yang akan kuceritakan bukanlah keseluruhan dari mereka (yang setelah diingat ternyata ada 9 orang), tapi salah seorang yang dulu 'hampir' pernah menjadi teman terbaikku.

Let's begin...
Aku mengenalnya setahun yang lalu. Saat itu dia terlihat judes ataupun jutek. Aku pun sempat menganggapnya 'sok'. Tapi, aku pun tak tahu bagaimana bisa terjadi, kami menjadi dekat kemudian.

Tak ada rahasia diantara kami. Dia sering mencurahkan isi hatinya. Tentang keluarganya, tentang hal lain pula.

Tapi, beberapa bulan kebelakang, aku merasakan dia mulai berubah 180°. Sejak naik kelas, dia menjadi sedikit 'bandel'. Aku tak akan menceritakannya disini. Mungkin di lain waktu.

Intinya, sekarang, setelah dia menemukan seorang teman baru—yang mungkin menurutnya 'sehati' dengannya, dia seakan merasa dirinya sempurna. Tak peduli orang lain, bahkan tak pernah kami mengobrol dekat seperti dulu lagi.

Setelah dipikir-pikir, ternyata kami SANGAT berbeda jauh. Baik dari segi prinsip maupun kesukaan. Tak jarang dia berkomentar 'negatif' pada sesuatu yang aku suka. Aku menerimanya, juga memakluminya tentu.

Aku tak yakin dia akan membaca—atau mungkin mengetahui blog ini, mengingat kegiatannya di dunia maya yang hanya berada di 'seputar' Facebook saja. After all, aku berharap hubungan kami bisa membaik sehingga kami bisa berteman seperti dulu lagi.